Kritik Sastra dan Esai Puisi "DI BANDARA INTERNASIONAL ABU DHABI" karya M.Shoim Anwar
M.Shoim Anwar
DI BANDARA INTERNASIONAL ABU DHABI
di
bandara internasional abu dhabi
di
bawah atap replika daun-daun kurma
kulihat kau berhijab dari dahi hingga ke kaki
abayamu melindung sempurna hingga mencium tanah
di bandara internasional abu dhabi
kau pun berkaos dan celana pendek ketat melekat
urat kulitmu menyapa hingga ke pangkal paha
kulihat kau berhijab dari dahi hingga ke kaki
abayamu melindung sempurna hingga mencium tanah
di bandara internasional abu dhabi
kau pun berkaos dan celana pendek ketat melekat
urat kulitmu menyapa hingga ke pangkal paha
sambil
mengunyah coklat yang manis dirasa
menuding
perhiasan emas permata
dibayar
dengan komisi dari pihak ketiga
sebagai
pelicin membuka usaha
di bandara internasional abu dhabi
kau kenakan surban putih bersih
kacamata gelap pelindung matahari
lalu ganti stelan jas hitam berdasi
atau jins belel berlubang-lubang kayak ditembak
kompeni
di bandara internasional abu dhabi
saat buka seluler kau tersenyum sendiri:
temanmu
pura-pura sakit jantung dan merintih
saat
mau diperiksa komisi antikorupsi
lari
ke rumah sakit bertarif mahal sekali
minta
diselimuti kain putih empuk begini
diinfus agar kayak orang mau mati
membayar
pengacara bicara tak henti-henti
dan
minta cepat pulang saat dibebaskan nanti
di
bandara internasional abu dhabi
sambil
buka video kau manggut-anggut dengan
pasti
seperti
sapi menyeret gerobak pedati
teman-temanmu ngotot seperti tak punya hati
ingin
membubarkan komisi antikorupsi
cari
seribu alasan untuk menembak mati
menganggap
rakyat tak ngerti kalau dibodohi
sejatinya
mereka takut diborgol masuk bui
di uni emirat ini kau datang tanpa penghalang
berdalih ziarahi bumi nabi-nabi
sambil belanja mencuci uang korupsi
mengolor waktu tak hendak pulang lagi
dengan pasti menanti putusan bebas murni
kerna pengadilan begitu murah untuk dibeli
Abu Dhabi-Surabaya, 2017
KRITIK:
Puisi Di Bandara
Internasional Abu Dhabi mempunyai banyak majas
metafora. Dengan pengertian, metafora adalah meletakkan sebuah objek yang
bersifat sama dengan pesan yang ingin disampaikan dalam bentuk ungkapan pada setiap kata yang ada pada puisi tersebut,
misalnya saja pada bait pertama kata “replika” telah terjadi sebuah objek yang
bersifat sama dengan pesan kata “duplikat/tiruan”,
kata “abayamu” telah terjadi sebuah
objek yang bersifat sama dengan pesan kata “baju
panjangmu”. Bait kedua, kata
“surban” telah terjadi sebuah objek
yang bersifat sama dengan pesan kata “ikat
kepala”, kata “belel” telah
terjadi sebuah objek yang bersifat sama dengan pesan kata “rusak jahitannya”. Bait
ketiga, kata “komisi” telah terjadi sebuah objek yang bersifat sama dengan pesan
kata “sekelompok orang”. Bait keempat, kata “bui” telah terjadi sebuah objek yang
bersifat sama dengan pesan kata “penjara”. Bait kelima, kata “berdalih” telah terjadi sebuah objek
yang bersifat sama dengan pesan kata “beralasan”. Lalu, penyair menggambarkan tentang seseorang yang
korupsi, dia tidak mau di penjara, sehingga memanggil sebuah pengacara untuk
mengatasi kasusnya, dengan cara melarikan diri ke luar negeri, supaya masalahnya cepat
selesai.
Komentar
Posting Komentar